Kerajaan Majapahit
Sistem Politik, Ekonomi, Sosial, dan Budaya
Kelompok 8 :
- M. Zacharias Fabien (18)
- Rendi Hendryanto (20)
- Yunita Nur Maulidah R (24)
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu terakhir di
Semenanjung Malaya dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam
sejarah Indonesia. Majapahit menguasai kerajaan-kerajaan lainnya di Semenanjung
Malaya, Borneo, Sumatera, Bali, dan Filipina.
A.
Kehidupan Politik
1. Raden Wijaya (1293–1309)
Raden Wijaya dinobatkan menjadi Raja Majapahit pertama pada tahun 1293 M dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Para pengikut Raden Wijaya yang setia dan berjasa dalam mendirikan kerajaan Majapahit, diberi kedudukan yang tinggi dalam pemerintahan. Tetapi ada saja yang tidak puas dengan kedudukan yang diperolehnya. Hal ini menimbulkan pemberontakan di sana-sini.Pada tahun 1309 M Raden Wijaya wafat dan didharmakan di Simping dengan Arca Syiwa dan di Antahpura (di kota Majapahit) dengan arca perwujudannya berbentuk Harihara (penjelmaan Wisnu dan Syiwa).
Raden Wijaya dinobatkan menjadi Raja Majapahit pertama pada tahun 1293 M dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Para pengikut Raden Wijaya yang setia dan berjasa dalam mendirikan kerajaan Majapahit, diberi kedudukan yang tinggi dalam pemerintahan. Tetapi ada saja yang tidak puas dengan kedudukan yang diperolehnya. Hal ini menimbulkan pemberontakan di sana-sini.Pada tahun 1309 M Raden Wijaya wafat dan didharmakan di Simping dengan Arca Syiwa dan di Antahpura (di kota Majapahit) dengan arca perwujudannya berbentuk Harihara (penjelmaan Wisnu dan Syiwa).
2) Sri Jayanegara (1309–1328)
Setelah Raden Wijaya meninggal,
digantikan putranya yang bernama Kala Gemet dengan gelar Sri Jayanegara. Kala
Gemet sudah diangkat sebagai raja muda (Kumararaja) sejak ayahnya masih
memerintah (1296 M). Ternyata, Jayanegara adalah raja yang lemah. Oleh karena
itu, pada masa pemerintahannya terus dirongrong oleh sejumlah pemberontakan.
3) Tribhuwanatunggadewi Jayawisnuwarddhani
(1328–1350)
Raja Jayanegara tidak berputra
sehingga ketika baginda mangkat, takhta kerajaan diduduki oleh adik
perempuannya dari ibu tirinya (Gayatri) yang bernama Bhre Kahuripan. Ia
dinobatkan menjadi Raja Majapahit dengan gelar Tribhuwanatunggadewi
Jayawisnuwarddhani. Selama memerintah, Tribhuwanatunggadewi didampingi suaminya
yang bernama Cakradhara atau Cakreswara yang menjadi raja di Singasari (Bhre
Singasari) dengan gelar Kertawardhana. Berkat bantuan dan saran dari Patih
Gajah Mada, pemerintahannya dapat berjalan lancar walaupun masih timbul
pemberontakan.
4) Raja Hayam Wuruk (1350–1389)
Hayam Wuruk setelah naik takhta
bergelar Sri Rajasanagara. Ketika Tribhuwanatunggadewi masih memerintah, Hayam
Wuruk telah dinobatkan menjadi rajamuda (kumararaja) dan mendapat daerah Jiwana
sebagai wilayah kekuasaannya. Dalam memerintah Majapahit, Hayam Wuruk didampingi
oleh Gajah Mada sebagai patihnya.
Hayam Wuruk adalah raja yang
cakap dan didampingi oleh patih yang gagah berani pula. Pada masa pemerintahan
Raja Hayam Wuruk inilah Majapahit mencapai puncak kebesaran. Wilayah
kekuasaannya hampir seluas negara Indonesia sekarang. Bahkan, pengaruhnya
terasa sampai ke luar Nusantara, yaitu sampai ke Thailand (Campa), Indocina,
dan Filipina Selatan.
5) Raja Wikramawardhana (1389–1429)
Setelah Raja Hayam Wuruk
mangkat, terjadilah perebutan kekuasaan di antara putra-putri Hayam Wuruk.
Kemelut politik pertama meletus pada tahun 1401. Seorang raja daerah dari
bagian timur, yaitu Bhre Wirabhumi memberontak terhadap Raja Wikramawardhana.
Raja Wikramawardhana adalah suami Kusumawardhani yang berhak mewarisi takhta
kerajaan ayahnya (Hayam Wuruk), sedangkan Bhre Wirabhumi adalah putra Hayam
Wuruk dari selir. Dalam kitab Pararaton, pertikaian antarkeluarga itu disebut
Perang Paregreg. Pasukan Bhre Wirabhumi dapat dihancurkan dan ia terbunuh oleh
Raden Gajah.
6) Raja Suhita (1429–1447)
Wikramawardhana wafat pada tahun
1429 dan digantikan oleh putrinya yang bernama Suhita. Penobatan Suhita menjadi
Raja Majapahit dimaksudkan untuk meredakan pertikaian keluarga tersebut. Namun,
benih balas dendam sudah telanjur tertanam pada keluarga Bhre Wirabhumi.
Akibatnya, pada tahun 1433 Raden Gajah dibunuh karena dipersalahkan telah
membunuh Bhre Wirabhumi. Hal itu menunjukkan bahwa pertikaian antarkeluarga
Majapahit terus berlangsung.
7) Raja Majapahit Terakhir (Dyah Kertawijaya)
Pada tahun 1447 Suhita meninggal
dan digantikan Dyah Kertawijaya. Ia hanya memerintah selama empat tahun
(1447–1451) karena pada tahun 1451 meninggal dan didharmakan di
Kertawijayapura.Sepeninggal Kertawijaya, pemerintahan Majapahit dipegang oleh
Bhre Pamotan dengan gelar Sri Rajawarddhana. Rajawarddhana juga disebut Sang
Sinagara. Dalam kitab Pararaton disebutkan bahwa ia berkedudukan di Keling,
Kahuripan. Ini lebih dikuatkan lagi oleh Prasasti Waringin Pitu yang
dikeluarkan oleh Kertawijaya (1447).
Sepeninggal Rajawarddhana
(1453), Kerajaan Majapahit selama tiga tahun (1453–1456) tidak mempunyai
seorang raja. Pada tahun 1456 Majapahit diperintah oleh Bhre Wengker dengan
gelar Girindrawardhana. Bhre Wengker adalah anak Bhre Tumapel Kertawijaya. Masa
pemerintahannya berlangsung selama 10 tahun (1456–1466).
Keruntuhan Kerajaan Majapahit
Berkembangnya agama Islam di pesisir utara Jawa
yang kemudian diikuti berdirinya Kerajaan Demak mempercepat kemunduran Kerajaan
Majapahit. Raja dan pejabat penting Demak adalah keturunan Raja Majapahit yang
sudah masuk Islam. Mereka masih menyimpan dendam nenek moyangnya sehingga
Majapahit berusaha dihancurkan. Peristiwa itu terjadi pada tahun 1518–1521.
Penyerangan Demak terhadap Majapahit itu dipimpin oleh Adipati Unus (cucu Bhre
Kertabhumi).
Wilayah Kekuasan Majapahit
B. Kehidupan Ekonomi
Kegiatan ekonomi yang dijalankan oleh rakyat dan pemerintah Kerajaan
Majapahit adalah sebagai berikut.
·
Di Pulau Jawa dititik beratkan pada sektor pertanian
rakyat yang banyak menghasilkan bahan makanan.
·
Di luar Jawa, terutama bagian timur (Maluku),
dititikberatkan pada tanaman rempah-rempah dan tanaman perdagangan lainnya.
·
Di sepanjang sungai-sungai besar berkembang kegiatan
perdagangan yang menghubungkan daerah pantai dan pedalaman.
·
Di kota-kota pelabuhan, seperti Tuban, Gresik,
Sedayu, Ujung Galuh, Canggu, dan Surabaya, dikembangkan perdagangan antarpulau
dan dengan luar negeri, seperti Cina, Campa, dan India.
·
Dari kota-kota pelabuhan, pemerintah menerima bea
cukai, sedangkan dari raja-raja daerah pemerintah menerima pajak dan upeti
dalam jumlah yang cukup besar.
·
Perekonomian yang maju ini membuat rakyat hidup
sejahtera dan keluarga raja beserta para pejabat negara lebih makmur lagi.
C.
Kehidupan Sosial-Budaya
Kehidupan
sosial masa Majapahit aman, damai, dan tentram. Dalam kitab Negarakrtagama
disebutkan bahwa Hayam Wuruk melakukan perjalanan keliling ke daerah-daerah
untuk mengetahui sejauh mana kemajuan dan kesejahteraan rakyatnya. Perlindungan
terhadap rakyat sangat diperhatikan. Demikian juga peradilan, dilaksanakan
secara ketat; siapa yang bersalah dihukum tanpa pandang bulu.
Dalam
kondisi kehidupan yang aman dan teratur maka suatu masyarakat akan mampu
menghasilkan karya-karya budaya yang bermutu tinggi. Hasil budaya Majapahit
dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Candi
Banyak
candi peninggalan Majapahit, seperti Candi Penataran (di Blitar), Candi Brahu,
Candi Bentar (Waringin Lawang), Candi Bajang Ratu, Candi Tikus, dan
bangunan-bangunan kuno lainnya, seperti Segaran dan Makam Troloyo (di
Trowulan).
2.
Kesusastraan
Zaman Majapahit
bidang sastra sangat berkembang. Hasil sastranya dapat dibagi menjadi zaman
Majapahit Awal dan Majapahit Akhir
Sastra Zaman Awal Majapahit
Kitab
Negarakrtagama, karangan Empu Prapanca. Isinya tentang keadaan kota Majapahit,
daerah-daerah jajahan, dan perjalananan Hayam Wuruk keliling ke daerah-daerah.
Kitab
Sotasoma, karangan Empu Tantular. Di dalam kitab ini terdapat ungkapan yang
berbuny "Bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrawa" yang kemudian
dipakai sebagai motto negara kita
Kitab
Arjunawijaya karangan Empu Tantular. Isinya tentang raksasa yang dikalahkan
oleh Arjuna Sasrabahu.
Kitab Kunjarakarna,
tidak diketahui pengarangnya. Isinya menceritakan tentang raksasa
Kunjarakarna yang ingin menjadi manusia. Ia menghadap Wairocana dan diizinkan
melihat neraka. Oleh karena taat kepada agama Buddha, akhirnya apa yang
diinginkannya terkabul.
Sastra Zaman Akhir Majapahit
Kitab Pararaton, isinya menceritakan
riwayat raja-raja Singasari dan Majapahit.
Kitab Sudayana, isinya tentang
Peristiwa Bubat
Kitab Sorandakan, isinya tentang
pemberontakan Sora.
Kitab Ranggalawe, isinya tentang
pemberontakan Ranggalawe.
Kitab Panjiwijayakrama, isinya
riwayat R.Wijaya sampai dengan menjadi Raja Majapahit.
Kitab Usana Jawa, isinya tentang
penaklukan Bali oleh Gajah Mada dan Aryadamar.
Kitab Tantu Panggelaran, tentang
pemindahan gunung Mahameru ke Pulau Jawa oleh Dewa Brahma, Wisnu, dan Siwa.
Komentar
Posting Komentar